BATUSANGKAR.
JURUSAN
– Hari Rabu (26/2) kemarin Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir bersama Jurusan
Psikologi Islam sukses menggelar kegiatan visiting doctor dengan tema “Terapi
Dzikir bagi Kesehatan Ditinjau dari Kajian Al-Qur’an dan Medis.” Kegiatan yang dilaksanakan
di Aula Gedung FEBI IAIN Batusangkar ini menghadirkan narasumber dari UIN Imam
Bonjol Padang dan Universitas Andalas, yang mana keduanya merupakan pemerhati
kesehatan, baik di skala kesehatan fisik ataupun non fisik.
Dr.
Zuldeldi, M.Ag. yang juga merupakan Dekan Fakultas Tarbiah UIN Imam Bonjol
mengantarkan peserta kegiatan visiting doctor pada kajian terapi dzikir
dilihat dari perspektif Al-Qur’an. Terapi yang dilakukan merupakan sebuah upaya
bagi setiap manusia yang mempercayai kitab suci sebagai petunjuk untuk
mengatasi persoalan kesehatan. Terkadang kita tidak menyadari bahwa obat dari
segala penyakit sebenarnya dapat dilakukan oleh masing-masing personal. Cara yang
banyak ditempuh oleh para ulama jaman dahulu adalah dengan melakukan self
therapy dengan menggunakan ayat-ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an sehingga
kemungkinan akan terkontaminasi bahan-bahan kimia akan sangat minim, disamping
dapat juga menimbulkan kondisi dimana tubuh akan rileks dan tenang.
Senada dengan
Zulhedli, Dr .dr. Etriyel MYH, SpU, memaparkan tinjauan medis mengenai terapi
dzikir. Dosen Unand yang juga dokter tetap di Rumah Sakit M. Jamil Padang ini
menekankan bahwa terkadang di dunia medis ditemukan hal-hal yang bersifat
spiritual. Ketika pasien sudah putus asa dengan pengobatan yang dijalani,
akhirnya memutuskan untuk pengobatan yang melibatkan terapi, sampai memperlihatkan
hasil yang signifikan. “Terapi Al-Qur’an sebenarnya telah lama digunakan,
bahkan di beberapa daerah di Indoensia kita masih dapat menemukan pengobatan
yang menggunakan terapi ini” pungkasnya ketika pemaparan materi.
Terapi yang
masih ditemukan hingga saat ini adalah pengobatan dengan metode
spiritual, atau dengan pengobatan non fisik, meskipun masih juga dapat
ditemukan beberapa pengobatan untuk fisik. Pada intinya terapi Al-Qur’an untuk
beberapa kasus memberikan dampak positif dalam pengobatan, bahkan perubahan
yang signifikan bisa saja terlihat karena tubuh manusia memang tercipta dengan
segala keunikan dan sistem yang luar biasa.
Dekan
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Batusangkar, Dr. Adripen, M.Pd, mengapresiasi kegiatan yang
diselenggarakan oleh dua jurusan yang berkolaborasi ini. Perspektif yang berbeda
dengan pembahasan multidisipliner akan memperkaya keilmuan dan pengetahuan
sehingga segala persoalan dapat dilihat dari berbagai sisi. Pada sambutannya,
Adripen juga mengungkapkan bahwa kolaborasi beberapa jurusan ini sudah dijalankan
untuk kegiatan serupa pada sebelumnya, sehingga ke depannya diharapkan Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah dapat senantiasa meningkatkan kolaborasi yang sudah
berjalan dengan baik, sehingga keilmuan di FUAD akan selalu terintegrasi satu
sama lain. [] (Zain).