Jurusan Psikologi Islam Datangkan Professor Dalam Kegiatan Visiting Doctor
Senin,
25 Maret 2019. Jurusan Psikologi Islam Gelar Visiting Doktor yang
bertempat di Auditorium IAIN Batusangkar dengan pemateri Prof. Dr. Abdul Mujib,
M.Ag., M.Si. Dalam sambutan dekan yang
diwakili oleh Dr. Irman, S.Ag., M.Pd selaku wakil dekan bidang akademik dan
kelembagaan menyampaikan bahwasannya kegiatannya visiting doctor namun yang
datang profesor, Dr. Irman mengapresiasi jurusan yang telah menyelenggarakan
acara tersebut dan sekaligus menyampaikan ucapan terimakasih atas kesediaan
pemateri untuk memenuhi undangan kegiatan.
Kegiatan yang dihadiri oleh 150
orang itu yang terdiri dari Dosen, mahasiswa psikologi islam, PIAUD dan BK
berlangsung pada pukul 09.00 sampai 12.00, mereka dengan antusias dalam menerima
penyampaian materi dari Abdul Mujib sesuai dengan tema kegiatan ““Pembentukan Karakter
Berbasis Psikologi Islam Era Revolusi 4.0”. pemateri menyampaikan bahwa mahasiswa psikologi
islam harus mampu bersaing di kancah nasional dan internasional.
Pemateri menyampaikan motivasi terhadap
mahasiswa jurusan psikologi islam agar mampu mengembangkan potensi yang
dimiliki, dalam menghadapi revolusi industri diperlukan kreativitas dan
kemampuan dalam memanfaatkan tekhnologi informasi untuk menghasilkan financial.
Seperti menggunakan media social untuk berjualan online. Selain itu dalam
menghadapi revolusi industri, mahasiswa psikologi memiliki peluang dan peran
strategis dalam mengembangkan profesi sebagai psikolog dengan berlandaskan
nilai-nilai islam. Terakhir, Abdul Mujib memberikan peluang kepada mahasiswa Psikologi
Islam untuk melanjutkan ke program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tanpa tes.(Mel)
Jurusan Pemikiran Politik Islam terangkan Perilaku Pemilih Milenial dalam Diskusi Ilmiah
Batusangkar, 21 Maret 2019.
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah melaksanakan kegiatan diskusi ilmiah dengan
mengundang dosen jurusan ilmu politik yang merupakan Wakil Dekan FISIP UNAND Dr . Aidil Zetra, MA dan Ketua KPI Kabupaten Tanah
Datar Fahrur Rozi, kegiatan
diskusi ilmiah jurusan pemikiran politik Islam juga mengundang beberapa
perwakilan dari Himpunan Mahasiswa jurusan untuk ikut berpartisipasi dan dapat
memberikan argumennya dalam diskusi ini yang bertema “perilaku pemilih milenial”.
Acara
ini dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Dr. Adripen, M.Pd. Menurut Adripen berdasarkan
data survei pemilihan milenial pada tahun lalu yang berumur 17 sampai 30 tahun
sebanyak 40% artinya Indonesia ke depan itu ditentukan oleh generasi X dan
generasi milenial, maka ini
diharapkan dapat kita manfaatkan secara maksimal karena jika kita tidak
menggunakan hak pilih maka kita akan mendapatkan rugi yang sangat besar. Dengan
presentasi yang 40% itu maka dapat disimpulkan bahwa nasib dari negeri itu
tergantung kepada anak-anak generasi milenial, “ujar
adripen”. Meskipun mahasiswa pemikiran
politik Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Batusangkar yang
merupakan angkatan pertama diharapkan dapat menjadi pemikir-pemikir yang aktif
di kalangan nasional dan internasional.
Dalam
bahasan diskusi Aidil menyatakan bahwa jika dikumpulkan semua data survei pada
tahun politik ini lebih dari 50% pemilih indonesia termasuk dalam kategori generasi
milineal. Survey awal Aidil terhadap mahasiswa FUAD IAIN Batusangkar hampir 50%
mahasiswa FUAD belum mendapatkan pendidikan terhadap tata cara menjadi pemilih,
ini menjadi PR bagi ketua KPI kabupaten Tanah Datar untuk terus memberikan
edukasi terhadap generasi milenial yang ada di kabupaten Tanah datar.
Menurut
Aidil, ada beberapa prinsip program dalam penyelenggaraan pemilu pada setiap
tahapan yaitu transparans,i integritas, kebebasan,
kesamaan keadilan, dan keamanan. Indeks integritas yang ada di Indonesia sangat
rendah karena banyak diantara kita ketidaksesuaian antara apa yang dibicarakan
dengan apa yang dilakukan, contoh umumnya adalah pada kampanye pemilu banyak
bakal calon yang menyebutkan janji-janji apa yang akan dilakukan ketika
mendapatkan kemenangan dalam hasil pemilu. Namun ternyata hasil yang didapat
tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan sebelumnya. Pemerintah kadang
mengkebiri beberapa kelompok partai kecil sehingga pemilu yang demokratis
menjadi terhambat. Diharapkan pemerintah dapat lebih responsif terhadap apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat banyak dan pemerintah harus memberikan perlindungan
hak-hak warga negara seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945, “ujar
Aidil”.
Generasi
milenial dalam data survey hanya ada 9% yang tertarik dengan politik, ini
sangat disayangkan mengingat Pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan
rakyat dan sarana untuk melakukan Pergantian pemimpin secara konstitusional. Partisipasi
pemilih sangat diperlukan dalam menentukan keberhasilan suatu negara, jika
pemilih Golput maka kemungkinan adanya ketidakseimbangan dalam hasil pemilihan
yang akan berdampak kepada keadaan suatu negara 5 tahun kedepan. (Fika)
FUAD IAIN Batusangkar Adakan Workshop Luar Kampus Sekaligus Penandatanganan MoA
Palembang-Lampung, 03 s/d 06 Maret 2019.
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Batusangkar. Lakukan Workshop Luar Kampus dan MoA di dua Perguruan Tinggi
terkemuka di Sumatera, yakni Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah
Palembang dan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung. Dr.
Adripen M.Pd dekan FUAD IAIN Batusangkar mengatakan bahwa kunjungannya dalam
rangka benchmarking. “Mengingat Fakultas (FUAD) ini terhitung baru, Setelah itu
kita meng-upgrade beberapa aspek khususnya terkait manajemen dan tridharma
perguruan tinggi.
Lebih lanjut Adripen, mengatakan kegiatan
kunjungan ini kita kemas dua kegiatan sekaligus, yakni Workshop Luar Kampus di
Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang dan sekaligus Memorandum
of Agreement (MoA) di Tiga Fakultas UIN Raden Fatah Palembang, yakni Fakultas
Adab dan Humaniora, Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan Fakultas Psikologi.
“Workshop Peningkatan Manajemen Fakultas yang
mengambil tema Penguatan Tata Kelola Manajemen, dengan pemateri langsung oleh
Prof. Drs. H. Sirozi, MA., Ph.D Rektor UIN Raden Fatah mengungkap materi
Pengelolaan Perguruan Tinggi Berbasis Revolusi Industri 5.0, sementara itu Ka.
Biro UIN Raden Fatah berbicara Penyusunan Analisis Jabatan dan Analisis Beban
Kerja pada Fakultas dan Pembicara selanjutnya Prof. Dr. Ris’an Rusli., MA
mengenai Efektifitas dan Efisiensi Manajemen Fakultas”
Pada UIN Raden Intan Lampung kita juga
lakukan Memorandum of Agreement (MoA) di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FDIK) dan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) Universitas Islam Negeri
(UIN) Raden Intan Lampung. Adripen berharap, hasil dari
MoA di dua perguruan tinggi terkemuka ini, dan pertemuan tersebut dapat
ditindaklanjuti dengan baik. Ia mencontohkan seperti riset bersama, pengelolaan
jurnal, Pertukaran Mahasiswa, pengabdian kepada masyarkat dan hal lain menyangkut
tridarma perguruan tinggi. Dan juga dalam meningkatkan pengelolaan
manajemen kampus seperti pengelolaan keuangan, perkembangan mahasiswa, dan
peningkatan mutu. Selain itu, menggenjot prestasi-prestasi dan kemajuan
lainnya, ucap dekan.
Adapun peserta dalam Workshop Luar Kampus dan
MoA pada FUAD IAIN Batusangkar, yakni Wakil Dekan I, II dan III. Kabag TU dan
dua kasubbag, Enam orang ketua jurusan, ka Labor, dosen dan tenaga kependidikan
di lingkungan FUAD.(hm/dn)
Tree In One Dalam Berliterasi, Visisitng Doctor Kerjasama KPI dan IPII
Senin, 11
Maret 2019. Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dan Jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi Islam (IPII) mengadakan kegiatan Visiting
Doctor. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memberi wawasan yang luas
kepada mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam (IPII), tetapi
juga lebih diutamakan untuk pengarahan motivasi dan membuka pemikiran mahasiswa
mengenai perpustakaan. Dalam kegiatan Visiting
Doctor kali ini mengundang narasumber Dr. Laksmi, S.S merupakan ketua Jurusan
Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia dengan tema “strategi perpustakaan
membangun 3 nilai literasi, yaitu pengetahuan, imajinasi, dan kreativitas.“
Perpustakan merupakan suatu hal yang menarik jika dikaji lebih
dalam lagi, sekilasnya perpustakaan menurut pemikiran masyarakat umum merujuk
pada suatu tempat berisikan berbagai buku cerita, buku pengetahuan, koran,
majalah dan lain-lain. Namun ternyata perspektif ini terlalu dangkal jika
dilihat perpustakaan dari luarnya saja. Perpustakaan merupakan tempat membangun
literasi yang didalamnya terdapat “Tree
In One” yaitu penggabungan tiga nilai dalam satu bentuk yakni berliterasi. Pada
saat penggerak literasi ingin membangun dan mengembangkan perpustakaannya ia
harus menggabungkan pengetahuan, imajinasi dan kreativitas untuk mampu mencapai
tujuan dan target dalam pengelolaan perpustakaan. Begitupun dengan si
pengunjung perpustakaan atau yang biasa disebut dengan pemustaka dapat menemui
tiga nilai yakni pengetahuan, imajinasi dan kreatifitas dalam literasi yang
berwujud perpustakaan.
Tanpa adanya pengetahuan, imajinasi, dan kreativitas membuat
literasi terasa hampa. Bagaimana cara pustakawan dapat membuat masyarakat
meningkatkan minat baca?, tentunya “Tree
In One” merupakan solusinya. Setiap inidividu masyarakat pasti memerlukan
pengetahuan atas ketidaktahuannya, namun untuk menumbuhkan keinginantahuan
haruslah ada suatu cara yang dilakukan oleh pemustaka dengan menerapkan
imajinasi dan kreativitas pustakawan. Begitupula untuk pemustaka, ketika ia
membaca tanpa memahami bacaannya maka semuanya akan terlihat sia-sia. “Tree In One” ini sangat membantu
pemustaka dalam memahami informasi yang didapat di perpustakaan baik dari buku,
jurnal, koran, majalah dan lain-lain. Jadi baik pustakawan maupun pemustaka
harus dapat menerapkan “Tree In One” dalam berliterasi.(opl)