Batusangkar. Rabu, 20
Februari 2019. Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam menggelar visiting doctor pertama di tahun
2019 ini dengan mengusung tema “Kontribusi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam
Mengekspos Budaya Lokal” dan menghadirkan narasumber Dr. Nawari Ismail, M.Ag
yang merupakan dosen KPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pakar Askopis, yang
juga merupakan Asessor BAN PT.
Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan FUAD beserta jajaran pimpinan lainnya dan
langsung dibuka oleh Dekan FUAD Drs. Adripen, M.Pd.
Diharapkan kehadiran
narasumber disamping menambah keilmuan bagi mahasiswa FUAD khususnya jurusan
KPI, juga dapat berkontribusi lebih dalam proses re-akreditasi jurusan KPI di IAIN Batusangkar. Dalam rangka pengembangan wawasan
mahasiswa melihat kontribusi media dalam mengekspose budaya lokal, mahasiswa
KPI hendaknya lebih aktif mengkonsumsi media dalam melestarikan budaya yang ada
diranah minang,”Ujar Adripen”.
Menurut Nawari, seorang mahasiswa
jurnalistik dan broadcasting hendaknya paham dengan jurusan yang dipilihnya,
kita tidak boleh hanya bertindak stereotip yang berfikir bahwa jurusan KPI
hanya menonjolkan teknis berbicara saja, di era globalisasi ini pribadi-pribadi
menurut perspektif barat tidak hanya merupakan subjek sejarah yang hanya
melihat dalam 1 dimensi, namun dalam islam dikatakan bahwa manusia merupakan
perspektif 2 dimensi yang mampu memilah-milah nilai positif dan negatif suatu
budaya yang masuk dalam suatu daerah.
Nawari menerangkan bahwa
budaya lokal memiliki kompenen seperti ide yang berisi nilai-nilai norma yang
tidak bisa dilihat dengan kasat mata karena berada didalam kepala manusia. Lembaga
lokal, tokoh lokal, upacara lokal serta budaya fisik lokal yang merupakan
budaya yang nampak, misal cara bersalaman dan segala sesuatu yang masuk ke
ranah aktivitas sehari-hari. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran mahasiswa khususnya jurusan KPI untuk berperan aktif untuk
memperkenalkan budaya-budaya lokal dan menyaring budaya barat yang masuk
sehingga kearifan lokal di daerahnya masing tidak pudar,”ujarnya”.(fika)